Banyak gereja yang telah dibangun sejak zaman kolonial Belanda masih tetap megah, berfungsi dan secara aktif digunakan untuk kegiatan keagamaan. Ciri khas bangunan tua dan kemegahan bangunan bersejarah ini menjadikan gereja-gereja kuno ini menjadi ikon kota dan bahkan wisata spiritual di Indonesia. Tidak hanya memiliki nilai sejarah loh, bangunan gereja yang lebih tua ini juga memiliki nilai arsitektur khas yang membuatnya layak disebut sebagai gereja paling indah di Indonesia.
Gereja Berserah dan Terindah di Indonesia
1. Gereja Katedral Jakarta
Gereja yang dibangun pada masa kolonial Belanda pada tahun 1901 juga memiliki sejarah, karena pada tahun 1928 salah satu ruangan digunakan sebagai tempat pertemuan bagi kaum muda untuk merayakan Sumpah Pemuda. Gaya Neo-Gothic dan nuansa Eropa. Gereja yang memiliki nama resmi Santa Maria Patrona Diangkat ke Surga, De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming dirancang dan dimulai oleh Pastor Anton Dijkmans dan kemudian diresmikan dan diberkati pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta.
Gereja katedral adalah salah satu bangunan cagar budaya di Jakarta. Sebelum diresmikan sebagai bangunan cagar budaya, Gereja Katedral memiliki sejarah perkembangan yang panjang. Pembangunan gereja katedral dimulai ketika Paus Pius VII mengangkat Pastor Nelissen sebagai prefek para apostis Hindia Belanda pada tahun 1807. Pada saat itu misi dan pembangunan gereja Katolik di kepulauan itu dimulai, termasuk di Jakarta.
Gereja ini dibangun oleh seorang arsitek bernama Ir MJ Hulswit, dilengkapi dengan pintu-pintu tinggi dan banyak jendela dihiasi dengan lukisan-lukisan yang menjelaskan peristiwa salib yang dialami oleh Yesus Kristus. Tepat di bawah lukisan itu, di kanan dan kiri gereja ada ruangan yang digunakan sebagai tempat pengakuan dosa. Sementara di depan ada altar suci yang diberikan oleh Komisaris Jenderal Du Bus de Gisignies. Meski sudah tua, meja altar masih digunakan sebagai altar tinggi di beberapa massa.
Gereja katedral adalah salah satu warisan budaya Indonesia yang pantas untuk dilestarikan dan dilestarikan. Di dalamnya ada perpustakaan dan museum yang menjelaskan sejarah penyebaran ajaran Katolik di tanah Jakarta. Selain itu, lokasi Gereja Katedral di depan Masjid Istiqlal menunjukkan bahwa orang Indonesia telah hidup dalam rasa toleransi dan persatuan yang sangat tinggi.
2. Gereja Tua Sikka – Fores
Sikka adalah nama desa sebuah kota kecil di pantai selatan pulau Flores, yang meninggalkan beberapa cerita tentang gereja kuno Sikka. Gereja tua yang disebut Gereja San Ignacio de Loyola berasal dari abad keempat belas. Gereja hari ini Sikka Tua adalah sebuah bangunan yang selesai pada tahun 1899, berdasarkan desain Pastor Antonius Dijkmans SJ, arsitek desain Katedral Jakarta. Gereja ini dibangun pada tahun 1893 dan diresmikan oleh Pastor J Engbers SJ pada 24 Desember 1899.
Arsitekturnya adalah bangunan bergaya Barok, gaya arsitektur yang populer di Eropa saat itu. Hiasan dinding di dinding mewakili motif tenun tradisional dari komunitas Sikka. Konstruksi kayu cokelat dan kuning mendominasi pilar dan atap. Di depan pintu masuk ke gereja ada patung pendeta memegang Alkitab dan kotak sumbangan.
Pintu itu dibuat oleh saudara van Leeuwnberg SJ dengan pengrajin dari Larantuka, 113 tahun yang lalu. Kubah gereja menggantung setinggi 10 meter, didukung oleh belenggu kayu jati yang belum pernah diganti. Lukisan kaca di altar masih merupakan lukisan altar oleh para pembangun. Altar ini disusun dalam dinding berwarna biru dan coklat yang dipenuhi dengan ornamen lembut motif tenun khas Sikka.
Sebuah kapel kecil di halaman utara gereja yang menutup Senhor dan Meniho, hanya dikeluarkan pada perayaan Jumat Agung, Upacara Suci Logu Senhor. Rumah pastoran paroki di depan Gereja Sikka Tua. Dua meriam Malaca yang dibawa oleh Pastor Francisco Damato OP pada tahun 1629 ditumpuk di antara tanaman obat. Sebuah bangunan pastoran baru telah dibangun di sebelah selatan rumah pemandangan.
Ada tradisi yang biasanya dilakukan oleh orang-orang di desa Sikka, prosesi Jumat Agung. Tradisi ini telah bertahan selama lebih dari 100 tahun, prosesi yang dilakukan atau diarak patung Sinyor di sekitar kota bertepatan pada hari Jumat Agung. Kepercayaan masyarakat setempat yang bisa mematahkan patung Sinyor selama perayaan Jumat Agung dirayakan, harapan orang itu bisa dikabulkan.
Salah satu situs taruhan online terbesar adalah situs sbobet indonesia, dengan transaksi aman dan terjaga banyak pemain yang nyaman bermain bersama sbobetpress. Tidak hanya 1 permainan taruhan bola saja, tetapi sbobet juga menyediakan berbagai permainan dari casino, toto draw masih banyak lainnya.
3. Gereja Santa Maria de Fatima – Jakarta
Sekilas, ketika Anda melihat Gereja di Glodok Chinatown, sebelah barat Jakarta, pasti Toppers akan berpikir bahwa bangunan ini adalah kuil atau pagoda. Gereja ini dibangun oleh seorang keturunan Tionghoa dengan nama Tjioe pada tahun 1954, sehingga tidak mengherankan bahwa bangunan gereja yang masih digunakan sampai sekarang sangat kental dengan gaya arsitektur khas Cina yang menyerupai sebuah kuil.
Karena nilai historis dan arsitekturnya, bangunan gereja Santa María de Fátima ditentukan oleh pemerintah sebagai bangunan cagar budaya.
4. Gereja Blenduk – Semarang
Nama Blenduk, yang dimiliki oleh gereja, sebenarnya adalah nama panggilan dari komunitas lokal yang menggambarkan kubah yang dimiliki oleh Gereja ini. Nama asli gereja ini adalah GPIB Immanuel dan dibangun oleh orang-orang Belanda yang tinggal di kota Semarang pada 1753. Ini menyebabkan gereja berlokasi di Jalan Letjend. Suprapto sebagai gereja Kristen tertua di Jawa Tengah.
Gereja Blenduk memiliki kubah perunggu besar, dan di dalamnya ada organ barok. Gereja ini direnovasi pada tahun 1894 oleh W. Westmaas dan H.P.A. de Wilde, yang menambahkan dua menara di depan gedung gereja ini. Sejauh ini gereja Blenduk masih berfungsi sebagai gereja.
Itulah berbagai geraja bersejarah dan terindah di Indonesia, selain dari nilai sejarahnya, gereja-gereja yang ada di indonesia memiliki arsitektur yang sangat memukai keindahannya.